Saturday, January 28, 2012

SEDIH, BAHAGIA, PENUH MAKNA

Tak lupa sebelum kami pUlang menuju Jogjakarta kami membeli buah tangan berupa manisan carica. Akhirnya kami pergi meninggalkan Dieng menuju Jogjakarta tempat kami menempuh ilmu pejalanan pun begitu mulus bila pada saat perjalanan menuju Dieng kami di temani oleh hujan dan kabut tetapi perjalanan pulang kali ini cuaca sangat mendukung cerah dan segar sekali. Tak terasa kami sudah memasuki Wonosobo (sugesti kali yah perjalanan pulang emang biasanya lebih cepat).
Kami belum ingin beranjak meninggalkan kota Wonosobo bila belum merasakan Mie Ongklok yang terkenal itu dan setelah mendapat informasi dari teman kita Anand katanya tempat mie Ongklok yang murah dan enak adalah di mie ongklok longkrang di per-tigaan sebelum alun-alun bila dari arah Dieng. Kami harus memutar arah karena kami mendapat info tersebut ketika kami sudah berada di alun-alun.
Setelah memutar dan kembali ke aras tadi kami menemukan tempatnya dengan tulisan besar di depannya “Mie Ongklok Longkrang” kami langsung masuk dan memesan (pelajaran ketika membeli Mie Ongklok ternyata kita harus membeli sate sapinya juga, karena pedagangnya seperti memaksa kita untuk beli) akhirnya kita beli aja 2 porsi jadi setengah-setengah setiap orang.

Mie Ongklok disini tidak begitu mahal hanya Rp 4000 per porsi tetapi yang mahal adalah sate sapinya yaitu seharga Rp 12000 per porsi. Ternyata mie ongklok itu belum ada ayamnya jadi dagingnya itu daging sapi dari sate sapi, sehingga kita harus beli sate sapi juga (tapi haarganya ga nguatin booooo, tapi gapapa dah kan Cuma di Wonosobo kita bisa nikmatin ini).
Mie ongklok begitu terlihat nikmat karena kita dalam keadaan lapar dan saat itu sudah masuk jam untuk makan siang, kami makan dengan lahap dan di temani Isma yang sejnak mengambil gambar (untuk di abadikan dan untuk pamer ke emen-temen juga dong :-D).
Tak cukup waktu lama untuk makan mie ongklok bila dalam keadaan lapar (maklum cowo kan makannya cuueppeeet banget hahaha). Kami langsung kebut meninggalkan kota Wonosobo dan berencana akan mampir di rumah udin terlebih dahulu di Temanggung.....



Sebelum sampai di rumah udin kami mengalami insiden yang nyebelin banget, (kita di tilang hahaha, ga usah di bahas yah kalo di bahas panjang banget niihhh males). Kami sampai di rumah Udin dengan sambutan hangat dari Ayah Udin kami langusng di persilakan masuk dan langsung di suguhi rambutan yang banyak maka tak ragu kami pun melahap rambutan itu satu persatu (yaiyalah masa semuanya emang bisa pooooo?). Ternyata ibu Udin telah menyiapkan makanan untuk kami (aduuuh jadi ga enak nih diiiiinn hahaha) dengan menu nasi, kentang, ikan, dan telor kami melahapnya tanpa ampun di temani dengan kerupuk yang menambah kenikmatan.
Setelah selesai kami beristirahat sejenak dan tak lama kemudian kami mendapat Info bahwa teman kami lebih tepatnya Sri mengalami musibah, ayah Sri meninggal dunia dan saat itu posisi rumah Sri tidak jauh dari dari rumah Udin (maksudnya tidak jauh adalah karena rumah Sri sama-sama di Temanggung) dengan segala pertimbangan kami ingin melayat terlebih dahulu sekalian pulang karena rumah Sri searah dengan jalur ke Jogjakarta meskipun Ayah Udin melarang kami untuk pergi langsung ke Jogja dan menghendaki kami menginap saja di rumah Udin semalam dan melanjutkan perjalanan ke jogja besok pagi-pagi buta, tetapi kami tetap ingin pulang hari ini juga.
Setelah menempuh perjalanan yang lama dan membingungkan (karena nyasaarrrr :-D) kami menemukan rumah Sri sempat kebingungan di kampunya Sri sepiiii banget ternyata seluruh warga sedang melayat di rumah Sri. Setelah kami sampai kami disambut oleh beberapa bapak-bapak dan pemuda kampung lalu Sri tampak keluar dari rumah dan mempersilahkan kami untuk masuk dengan wajah yang legam Sri tersenyum melihat kami miris rasanya tulang punggung dari keluarga Sri harus pulang ke rahmatullah lebih cepat. (yang sabar yah Sri kita pasti siap membantu dan siap menghibur di kala kamu sedih).
Niatnya mau menyolatkan tetapi nampaknya tidak mungkin karena Ayah Sri belum dimandikan dan waktu sudah menunjukan pukul 16 lebih sehngga kami berniat untuk pulang dengan di temani hujan deras kami tetap melanjutakan perjalanan seperti sugesti di awal perjalanana pulang memang terasa cepat tak terasa ketika waktu magrib kami sudah sampai Jogja dan kami pulang ke kosan masing-masing.
Sungguh perjalanan yang sangat berharga dan mngandung makna, Trip kita yang pertama ini dilalui dengan berbagai perasaan bahagia, bangga, puas sedih dan haru....
Asik rasanya bisa menikmati keindahan alam dan bisa berbagi dengan teman dan terlebih bisa mengenal saudara-saudara kita sesama warga bangsa Indonesia. AKU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA.
(Selanjutnya TRIP kedua Antara pulau Karimunjawa atau Kepulauan Seribu)

No comments:

Post a Comment