Monday, April 2, 2012

CAPCUSSSSSSssssssttttzzzzzz.........


17 Januari 2012, akhirnya kami berangkat juga
Genap sudah jumlah kami yaitu berenam dan kami siap mengarungi hiruk pikuk Ibu Kota kita akan menuju Jakarta menggunakan Kreta Progo yang saat ini kami tumpangi tujuan kami adalah Pulau Seribu (Harta terindah di kesibukan Ibu Kota).
Bila pada perjalanan pertama kami hanya berempat yaitu Aku, Isma, Prast dan Udin, tapi perjalanan kali ini kami ketambahan 2 orang Srikandi yaitu Rista dan Tata, berikut teman-teman yang berangkat di perjalanan kedua ini:
Aku, Jarot dwi Handoko, masih haus tentang temapt-tempat indah di Negeri ini di Negeri tercinta tempat kau di lahirkan dan tempat aku di kuburkan , tanah Negeriku lah yang pantas untuk tempat peristirahatan terakhirku, aku ingin membuktikan bahwa aku bisa berkeliling Indonesia yang menawarkan alam yang sungguh luar biasa Indahnya dan tidak akan habis kekayaan alamnya, bila orang asing berkata Indonesia itu indah maka aku akan berkata Indonesia itu sungguh-sungguh indah dan menakjubkan, aku bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia.
Isma Dwi Kurniawan, masih hampir sama seperti dahulu, tapi di perjalanan yang ini dia galau berat karena harus meninggalkan “memenya” tetapi disisi lain dia sengan juga karena kan bertemu dengan Ibu kandungnya yang tinggal di Jakarta Timur lebih tepatnya di Condet. Misi dia tidak jauh berbeda dia ingin menikmati keindahan alam, seorang bapak guru yang ingin mnceritakan keindahan alam bangsa ini kepada murid-muridnya.

Sunday, April 1, 2012

PERPISAHAN YANG SANGAT EMOSIONAL


16  Januari 2012 menjadi hari yang merempongkan.
Setelah kita mendapatkan tiket untuk pergi ke Jakarta sejak hari Rabu akhirnya kita siap berangkat hari selasa ke Jakarta, saat ini hari senin dan yang berada di Jogja hanya aku dan Prast, yang lainnya sedang pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk siap-siap dan meminta izin kepada kedua orang tua mereka. Isma dan Rista berada di Gunungkidul, Udin berada di Temanggung, Tata berada di Sleman tapi Slemannya jauuuuh banget dari kota Jogja“upsss, moga Tata ga baca”.
Dengan agak sedikit sewot Prast menelpon teman-teman agar segera ke Jogja karena ada beberapa yang harus di urusi, yaitu peralatan masak, logistik untuk mekan, apa saja yang harus di bawa tetapi nihil yang bisa ke Jogja hanya Rista, ia akan ke Jogja sore hari sekalian mengambil kompor untuk kita masak di sana. Sore hari aku dan Pras sudah berada di Hima dan ristapun datang dengan membawa kompor yang telah di janjikan, setelah di cek ternyata kompornya masih bisa di gunakan meskipun sudah agak berkarat.
Esok harinya teman-teman sudah berdatangan dan kita berkumpul untuk belanja apa saja yang di butuhkan dan kita sepakat kembali berkumpul di Hima pukul 14.00 untuk persiapan dan berangkat bareng ke stasiun Lempuyangan (stasiun penuh kenangan) tetapi Rista dan Tata tidak ikut kumpul mereka mau langsung menuju Stasiun dari Kosan Rista. Sholat ashar kami berjamaah, ketika Sholat hujan turn dengan derasnya seolah-seolah menemani pemberangkatan kita, “gimana cuy, dah setengah empat nih ujan-ujanan aja pa?” tanya ku kepada teman-teman. Rencananya kita berempat akan diantarkan oleh teman-teman Hima yang tidak  ikut ke Tidung. Aku di antar Mas Dlohak, Prast di antar Praja, Udin di antar Jojo, dan yang spesial adalah Isma di antar oleh ”meme” yaitu pacarnya.