Sunday, January 15, 2012

TELAGA WARNA ORDINAT WISATA DIENG


Perjalanan tersa semakin bersemangat karena telaga warna sudah di depan mata kita, lalu kami sampai di telaga warna tepat pukul 16.00 hujan rintik-rintik kecila masih setia menemani. Ketinggian di sini sudah melebihi 2000mdpl kami parkir dan memutuskan untuk sholat terlebih dahulu.

Tidak jauh berbeda suasana disini sangat dingin sekali menusuk ketulang padahal masi pukul 4 sore. Ketika kami ingin berwudhu kami di kagetkan dengan teriakan Isma “Allahuakbar, dingiiinneee puuoooooollll” dia berteriak seakan tempat wudhu itu miliknya sendiri (Isma berteriak karena airnya yang dinigin banget, melebihi air kulkas katanya, ah Isma emang lebay :-D).
Tak lama kemudaian gue pun berwudhu (mampuuuuuss, airnya dingin banget, bikin tangan gue lemper, eiiiits tapi gua ga teriak yah, mau so jaim :-D). Katika sholat Isma menjadi imam. Setelah sholat kami bercanda gurau terlebih dahulu karena ternyata kita bisa juga sampai “DIENG”  dan saat ini di depan mata kita adalah telaga warna yang dimana menjadi salah satu tempat wisata andalan kota “DIENG”.
Dalam pikiran kami masih terbersit kekhawatiran, karena kita belum juga mendapatkan tempat menginap dan rencananya kita akan nge-came  selama kita main ke “DIENG”. Akhirnya kami memutuskan menanyakan ke salah satu petugas tempat parkir yang juga pedagang di kawasan tempat parkir Telaga warna, setelah bertanya-tanya “beliau menyarankan agar kami ke bukit sikunir saja karena di sana bisa untuk nge-came” (oke pak terimakasih :-D).
Karena merasa kedinginan gue dan Prast membeli sarung tangan terlebih dahulu seharga sebelas ribu (nanggung yah cooooy, kenapa ga sepuluh ribu aja sih, ibu nya ngotot yah sob :-D). Kami langsung memakai sarung tangan kita , (asiiikkk ga dingin lagi).
Tiket masuk ke telaga warna Rp. 5000 / orang, saat itu kami masuk kurang lebih pukul 16.25 dan setelah menanyakan ke bapaknya “pak telaga warna tutupnya jam berapa?” dengan lugas bapaknya menjawab “jam lima mas”. (dejingg, mampus bentar banget kita di sini Cuma setengah jam). Udin berkata “dah kita masuk aja dulu biar ga ngabisin waktu” (bener juga bang Udin ini, tumben biasanya nyebelin :-D).
Sungguh luar biasa kami langsung di sambut oleh ketenangan air telaga yang berwarna hijau kebiruan maka kami tak melewatkan momen-momen ini, berpoto-poto lah kami dengan baground ketenangan air telaga. Tak lama kemudian hujan turun kami bergegasa ke pondokan-pondokan kecil ada, untung tidak lama hujannya. Kami semakain penasaran dan mengikuti arah jalan setapak yang tersedia ternyata warna air memang berbeda-beda ini menjadi daya tarik tersendiri.
“Indahnya tempat-tempat di negara kita belum banyak yang kita eksplor dan kita kunjungi sobat, tunggu apa lagi bila ingin mencintai bangsa kita maka kenalailah bangsa kita”
Selanjutnya kami penasaran dengan telaga pengilon yang artinya dalam bahasa Indonesia itu telaga “cermin” tapi kami kecewa ternya airnya keruh mungkin dampak dari hujan deras sebelum kami datang kesini, tetapi meskipun keruh ini tak mengurungkan niat kami untuk mengambil dokumentasi di telaga ini (sebagai bukti kalo kita dah kesini :-D).
Setelah selesai dengan telaga warna dan telaga pengilon kami keluar dari tempat wisata tersebut dan kami masih kebingungan nanti malam akan tidur dimana, kami membawa tenda tapi kami belum menemukan tempat untuk nge-camp. Kami teringat saran dari bapak tukang parkir di telaga warna agar kami ke bukit sikunir saja, tapi bukit sikunir sebelah mana saja kita belum tahu dan akhirnya kita nekat menuju bukit sikunir dengan bertanya-tanya akhirnya kita sampai di pedesaan tempat bukit sikunir kokoh berdiri.

tunggu cerita selanjutnya tentang bukit sikunir........

No comments:

Post a Comment