Tuesday, February 5, 2013

Turun Sumbing yukksss


Perjalanan menuju puncak siap di mulai , kita bangun tidak terlalu pagi karena memang target kita bukan sunrise tetapi asalkan sampai saja ke puncak karena melihat kondisi tim yang memang kurang stabil. Perjalanan kita mulai pukul 8 tentunya setelah sarapan terlebih dahulu. Dengan mempersiapkan bekal makanan dan minuman yang cukup untuk di makan di puncak, kita hanya membawa 1 daipek yang di bawa oleh Udin.
Perjalanan menuju puncak tidak begitu terjal di awal hanya saja tracknya terus nanjak dan di titik-titik tertentu ada tebing yang mengharuskan kita saling tarik menarik ketika di tebing, jalurnya begitu banyak di buktikan dengan banyaknya percabangan tetapi tujuannya hanya dua puncak asli dan puncak kawah, artinya ada dua puncak tetapi puncak kawah tujuannya menuju ke kawah.
Kita memutuskan menuju puncak utama saja, jalur di dominasi oleh bebatuan dan tanah berwarna kuning dengan kondisi lembab dan licin, tetapi yang membuat menarik adalah vegetasi yang memenuhi kawasan tersebut begitu indak, memang di dominasi oleh tanaman yang homogen tetapi jalurnya begetu indah dan menawan terlihat cantik dengan bunga-bunga merah yang bermunculan tetapi sayangnya mahkota utama pegunungan (edelweis) justru sedang tidak berbunga sehingga banyak di temukan edelweis yang berwarna coklat dan berwarna putik tetapi tidak berbunga.

Kita menghabiskan waktu selama satu jam dan akhirnya sampai di kawasan puncak utama, tidak lupa untuk mendokumentasikan beberapa foto di sana, hawa begitu dingin dan terjadi sesekali gerimis cantik (versi wanita) atau gerimis ringan. Tidak berlama-lama kita di puncak karena harus mengejar waktu untuk turun ke base camp kembali, yang di targetkan tidak sampai kemaleman di base camp.
Ketika perjalanan turun pun tidak begitu lama dan akhirnya kita sampai watu kotak (tempat tenda) pada pukul 10.30 ada beberapa teman yang kelaparan sehingga kita makan makanan ringan terlebih dahulu sembari menunggu teman yang masih belum tiba. Tim sudah lengkap pada pukul 11.00 WIB akhirnya kita putuskan untuk packing barang dengan sebelumnya ada pendaki yang baru datang berjumlah 4 orang mereka dari Jakarta dan mengobrol sebentar dan ujung-ujungnya mereka menawarkan barter air minum dengan ciu (mungkin persediaan minuman mereka lebih sedikit di banding ciu ckckckc), tetapi dengan sopan kita tidak menerima ciu tersebut dan sebaliknya kita berikan satu botol besar air mineral karena mengingat kita pun sudah tidak terlalu butuh banyak air karena mau turun.
Dengan bergegas kita packing tetapi nampaknya kita belum boleh untuk bersiap-siap karena hujan deras tiba-tiba turun dengan santainya, akhirnya kita masuk ke dalam tenda sambil menunggu hujan reda, namun sayang nampaknya hujan tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti dan akhirnya dengan perintah Azis kita mau tidak mau packing dan bersiap untuk turun mengingat waktu yang kian mepet di khawatirkan kita sampai base camp terlalu larut malam.
Setelah siap kita langsung turun dengan di temani hujan yang begitu deras, perjalanan lebih terasa berat dengan kondisi track yang begitu licin dan terjal akhirnya kita berjalan perlahan-lahan hingga akhirnya melewati track yang begitu terjal yaitu antara watu kotak sampai pestan, di pestan hujan sudah mulai reda tetapi badai tetap menemani kita dengan hujan dan badai. Hujan dan badai sungguh membuat kondisi tim terlihat lemah dengan banyak sekali personil yang kedinginan dan merasa lebih cepat lelah.
Tidak lama kita di pestan karena hujan sudah mulai datang lagi. Tim akhirnya harus terpecah di mulai dari pestan sampai dengan pos 2 karena saya dan Azis memakai celana pendek dan sangat merasa kedinginan bila harus menunggu teman-teman di belakang yang menemani para perempuan akhirnya tim terbagi kelompok depan dan kelompok belakang yang berjalan berjauhan karena kelompok belakang harus menuntun teman-teman perempuan di jalanan yang begitu licin dan rawan terpeleset.
Beberapa teman-teman sudah terjatuh dan terpeleset tidak terkecuali teman-teman pria banyak juga yang terjatuh. Ketika sampai pos 2 kita memutuskan untuk menunggu kelompok belakang, tetapi rasa kedinginan ini tidak mau pergi meskipun kita sudah berteduh di pos dua yang relatif aman dari air hujan, akhirnya dengan terpaksa saya membakar sampah dengan kayu-kayu basah yang berada di samping pos dengan tujuan sedikit menghangatkan tubuh dengan adanya api disana. Tidak lama teman-teman kelompok belakang berdatangan satu persatu di pos 2 dan akhirnya tim pun menjadi lengkap. Istirahat sejenak dengan cerita dan mengeluh dengan track yang begitu licin dan teman-teman banyak yang berjatuhan, Prajawan saja menghitungi dia sampai 9 kali terjatuh. :D (ketika di pos 2 waktu menunjukan pukul 16.18 WIB).
Setelah sholat Dzuhur dan Ashar dengan berbasah-basah ria kita melanjutkan perjalanan menuju ke base camp. Yang ternyata begitu lama dan menjenuhkan karena tracknya monoton dan menurun. Lagi-lagi kita terpisah menjadi dua kelompok besar karena kelompok depan tidak menunggu kelompok belakang, kelompok depan terdiri dari 8 orang dengan datagnya mas Ulul mengejar kita, dan kelompok belakang terdiri dari 8 orang juga.
Kondisi tim sudah benar-benar lemah para perempuan banyak yang sudah mengeluh, kelompok depan Fanny penyakit maagnya kampuh dan tidak kuat membawa tas, akhrinya tasnya di bawa oleh Azis, Karin terjatuh dan jempolnya mengalami bengkak akhirnya harus di temani oleh mas Ulul, Rista yang perutnya mulai terasa sakit pasca operasi beberapa bulan yang lalu. Di tim belakang pun tidak jauh berbeda Anand dan Pras harus menuntun Purti yang matanya minus dan lelah sudah melengkapi personil tim. Di tambah banyak sekali yang newbie dalam pendakian Sumbing ini.
Tim depan akhirnya sampai ke base camp pukul 22.13 WIB dan langsung bersih-bersih sambil istirahat menunggu tim 2 yang datang pada pukul 23.48 WIB memang jauh sekali jarak kita tetapi alhamdulillah kita sampai dengan selamat, setelah bersih-bersih kita langsung menuju rumah Anand yang memang dekat dengan base camp untuk beristirahat dan makan tentunya hehe.
Gunung Sumbing memang sangat luar biasa dengan track dan kondisi alamnya, unik dan menantang, bila memang ada kesempatan dan di pertemukan kembali mungkin saya akan kesana lagi tetapi bila memang tidak jodoh ya tidak papa, Gunung Sumbing engkau luar biasa. Terimakasih ya Allah telah memberikan kita kesempatan untuk mengunjungi keindahanmu dan memberikan pelajaran betapa kehidupan itu begitu penting dan lagi-lagi membuktikan persahabatan itu memang luar biasa. Unity in diversity(pinjam kata-kata Rista/Luna(hartanya JUPI) :D )
dan sekali lagi Indonesia begitu INDAH dan LUAS, bahkan kita saja tidak mampu untuk memeluk Bangsa kita ini kawan, maka cintailah Indonesia dengan gayamu sendiri. Because we are Indonesia” _Dije 2012_


No comments:

Post a Comment