Thursday, January 10, 2013

MT.SUMBING



Perjalanan ini diawalai oleh rencana kami mengikuti pendakian masal gunung sumbing (3371 mdpl) bersama kawan-kawan Arwana (Pencinta Alam Biologi UNY). Kami bergabng dengan mereka dan melakukan pendakian bersama pada hari minggu 23 Desember 2012. Kami berkumpul di Dekanant Selatan FMIPA UNY dan langsung berangkat ke tempat tujuan yaitu BASE CAMP MT. Sumbing di Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo pada pukul 16.00, dan ternyata hujan menyambut kami, sepanjang perjalanan kami di guyur hujan meskipun perjalanan begitu lancar karena tidak ada di antara kami yang mengalamai kecelakaan (amit-amit) dan tidak terpisah berangkat 8 motor dan sampai di BASE CAMP pun 8 motor dan jumlah peserta pendakian masal yaitu 16 orang, yaitu ; 1) Azis (Leader), 2) Mas Ulul (Sweaper), 3) Fanny (ARWANA), 4) Putri (ARWANA), 5) Vio (ARWANA), 6) Karin (ARWANA), 7) Westi (calon ARWANA), 8) Anand (ARWANA), 9) Adit (ELEKTRONIKA UNY), 10) Jarot (JUPLI), 11) Udin (JUPLI), 12) Prast (JUPLI), 13) Luna (JUPLI), 14) Isma (JUPLI), 15) Rizqa (HIMABIO UNY), 16) Praja (HIMABIO UNY).

Kami sampai BASE CAMP pukul 21.16 dan langsung bergegas akhirnya di putuskan kami akan menginap terlebih dahulu di BASE CAMP dan esok pagi baru memulai pendakian ke Gunung Sumbing, suasana di Dusun Gaurung memang asik sejuk dan asri, di Base Camp bukan hanya kami yang menginap tetapi banyak para pendaki pula yang akan naik dan baru turun yang menginap di tempat tersebut karena Base Camp-nya lumayan luas sehingga memungkinkan untuk orang banyak.
Pagi-pagi setelah kami packing ulang dan Azis (Leader) mengurusi administrasi tidak lupa pula setelah sarapan pagi dengan Nasi Telor yang enak untuk mengisi tenaga mendaki Gunung Sumbing, kami berkumpul terlabih dahulu dan berdoa yang di pimpin oleh mas Ulul, setelah itu kami langsung mendaki gunung Sumbing yang dalam kertas informasi estimasi waktu pendakian selama 8 Jam sampai dengan puncak, karena kami berangkat dari jam 9 pagi kemungkinan kita tidak akan muncak dan akan ngecamp terlebih dahulu di Watu Kotak di tempat pendirian camp terakhir sebelum puncak kira-kira perjalanan akan memakan waktu 7 jam, karena kita mendaki bersama wanita maka estimasi waktu yang akan kita habiskan adalah 10 jam dan kami akan sampai Watu Kotak kira-kira pukul 18.00. Pendakian di mulaiiiiiiiiiiii…….
Track yang di lalui terlebih dahulu yaitu kawasan jalan kampung yang terbuat dari tumbukan batu yang di rapihkan menjadi jalan umum, tidak begitu lama kami melewati jalur tersebut, kami memasuki kawasan ladang warga setempat, yang menjadi tontonan menarik adalah banyak para petani perempuan (ibu-ibu) yang sedang membersihkan kawasan ladangnya padahal rata-rata ladang dsana berbentuk miring karena lereng gunung yang di buat menjadi ladang, ajiiiiiibbbbbb.
Perjalanan mulai menanjak dan mulai banyak teman-teman yang kelelahan padahal kita belum sampai pada pos 1, tetapi perjalanan mulai melambat karena kita tidak bisa memaksakan kekuatan para wanita, akhirnya perlahan tapi pasti akhirnya kita sampai di sumber air yang tepat di atasnya adalah pos pertama. Istrahat sejenak di pos 1 dan tentunya foto-foto terlebih dahulu :D.
Karena mengejar waktu akhirnya kita langsung melanjutkan perjalanan menuju wwatu kotak perjalanan antara pos 1 sampai dengan pos dua monoton dan sudah mulai memasuki hutan gunung yang khas dengan tanaman pandan2an dan juga di dominasi oleh cemara udang, perjalanan dari pos pertama sampai ke pos 2 dilalui dengan normal karena meskipun sudah masuk kawasan hutan gunung tetapi tracknya masih standard an bisa di lalu dengan baik, akhirnya kami sampai di pos 2 Gn. Sumbing, karena kami belum melaksanakan sholat kita memutuskan untuk sholat terlebih dahulu di pos 2, setelah sholat kita langsung melanjutkan perjalanan karena jarak yang harus kita tempuh masih jauh sekali.
Mulai dari pos 2 ini track menuju ke watu kotak terasa sangat berat sekali karena tanjakan yang monoton , kita hamper tidak menemukan jalan datar karena track keseluruhan menjanjak dan banyak sekali tanjakan-tanjakan yang terjal, terasa sekali perbedaannya kita sebentar-sebentar istrahat karena banyak teman-teman yang kelelahan, di perjalanan pada ketinggian ± 2500 mdpl kami beristrahat teap ti nisan teman kita pendaki yang harus menghadap sang Illahi di Gn. Sumbing.  Perjalanan masih sangat jauh sekali, di tambah tenaga kian terkuras karena kami tidak sempat makan siang, dengan perjuangan yang sangat besar dan juga perjalanan yang pelan tapi pasti akhirnya kami sampai di Pestan yaitu pertemuan jalur lama dan juga jalur baru, yang sebelumnya ada tanjakan yang menjenuhkan karena tanjakananya begitu terjal dan panjang sampai pada akhirnya kita menemukan pestan. Ketika kita sudah sampai pestan kebetulan kabut yang sejak awal menutupi kawasan gunung akhirnya menghilang, kita di suguhkan pemandangan yang sangat luar biasa betapa banyak sekali bukit yang menjulang di tampah bita bisa menyaksikan Gn. Sindoro tepat di hadapan Gn. Sumbing, kita sampai di pestan pada pukul 4 sore dan masih harus meneruskan perjalanan ke watu kotak yang estimasi perjalanannya sekitar 3 jam dari pestan, karena kelelahan yang begitu mendera akhirnya kita putuskan beristrahat di pestan selama 30 menit.
Setelah beristrahat agak lama kami memutuskan untuk kembali meneruskan perjalanan dengan di pimpin oleh Azis di depan dan akhirnya klimaknya pendakian di mulai dengan tiba-tiba turun hujan yang sangat deras menemani pendakian kita, di tambah dengan jalau pestan-watu kotak yang sungguh-sungguh terjal tanjakan dengan ornament bebatuan dan samping kanan jurang, di tambah salah satu teman kita sudah mulai kelelahan yang sangat akhirnya perjalanan begitu perlahan-lahan sekali. Hari sudah mulai gelap ketika kita sampai pada bukit pertama yang mengharuskan kita memutari bukit tersebut untuk sampai ke Watu Kotak , kedinginan yang mendera menjadi rintangan yang tidak bisa di anggap entrng, karena hujan masih saja menemani perjalanan kita dan puncaknya ada teman kita (Putri Pratiwi) yang hamper mengalami hipotermia sehingga harus di tuntun oleh dua orang, akhirnya dengan keputusan yang berat kita terbagi menjadi 2 kelompok, kelompok depan bergegas terlebih dahulu mencari tempat untuk mendirikan tenda dan kelompok belakang mengawal teman yang kami hipotermia dan juga wanita yang lainnya.
Track begitu terjal dan di dominasi oleh rerumputan pendek khas vegetasi ketinggian, dan di samping kiri kita jurang yang menganga, akhirnya Azis sudah menemukan tempat untuk mendirikan tenda yaitu di watu kotak, dan aku pun bergegas menyusulnya dengan berlari karena satu tenda ada di cariel ku dan dengan cepat kami mendirikan tenda karena kondisi tidak memungkinkan untuk istrahat sambil di temani rintik hujan yang enggan untuk berhenti. Watu kotak tak sesuai dengan ekspektasi kami sebagai pendaki yang baru pertama kali mendaki Gn. Sumbing, kawasan watu kotak begitu sempit hanya bisa di tempati oleh 3 tenda dan tempanya agak miring. Tak lama kemudian rombongan kedua tiba dan kami langsung mengevakuasi putri untuk masuk ke dalam tenda, tanpa banyak baibu kita langsung masak air dan masak makanan utnuk mengisi perut yang keroncongan di tambah teman-teman wanita yang kelelahan dan suhu yang begitu dingin sekali, perjalanan yang sungguh melelahkan dan juga menegangkan karena teman kita hamper tidak bisa meneruskan perjalanannya.
Esok hari kita baru kita menuju puncak dan berharap cuaca lebih baik dari hari ini yang begitu menantang dan juga menambah beban pendakian, pendakian yang sungguh berkesan. Bersambung.

No comments:

Post a Comment