Sunday, April 1, 2012

PERPISAHAN YANG SANGAT EMOSIONAL


16  Januari 2012 menjadi hari yang merempongkan.
Setelah kita mendapatkan tiket untuk pergi ke Jakarta sejak hari Rabu akhirnya kita siap berangkat hari selasa ke Jakarta, saat ini hari senin dan yang berada di Jogja hanya aku dan Prast, yang lainnya sedang pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk siap-siap dan meminta izin kepada kedua orang tua mereka. Isma dan Rista berada di Gunungkidul, Udin berada di Temanggung, Tata berada di Sleman tapi Slemannya jauuuuh banget dari kota Jogja“upsss, moga Tata ga baca”.
Dengan agak sedikit sewot Prast menelpon teman-teman agar segera ke Jogja karena ada beberapa yang harus di urusi, yaitu peralatan masak, logistik untuk mekan, apa saja yang harus di bawa tetapi nihil yang bisa ke Jogja hanya Rista, ia akan ke Jogja sore hari sekalian mengambil kompor untuk kita masak di sana. Sore hari aku dan Pras sudah berada di Hima dan ristapun datang dengan membawa kompor yang telah di janjikan, setelah di cek ternyata kompornya masih bisa di gunakan meskipun sudah agak berkarat.
Esok harinya teman-teman sudah berdatangan dan kita berkumpul untuk belanja apa saja yang di butuhkan dan kita sepakat kembali berkumpul di Hima pukul 14.00 untuk persiapan dan berangkat bareng ke stasiun Lempuyangan (stasiun penuh kenangan) tetapi Rista dan Tata tidak ikut kumpul mereka mau langsung menuju Stasiun dari Kosan Rista. Sholat ashar kami berjamaah, ketika Sholat hujan turn dengan derasnya seolah-seolah menemani pemberangkatan kita, “gimana cuy, dah setengah empat nih ujan-ujanan aja pa?” tanya ku kepada teman-teman. Rencananya kita berempat akan diantarkan oleh teman-teman Hima yang tidak  ikut ke Tidung. Aku di antar Mas Dlohak, Prast di antar Praja, Udin di antar Jojo, dan yang spesial adalah Isma di antar oleh ”meme” yaitu pacarnya.

Singkat cerita kami tetap berangkat dengan guyuran hujan yang begitu derasnya, akhirnya kami sampai ternyta Isma terpisah, kami bertiga datang terlebih dahulu ke Stasiun, tak lama kemudian datang Tata dan Rista yang terlihat dari kejauhan membawa tasa yang besar-besar. Kreta akan berangkat pukul 16.35 saat ini sudah pukul 16.20 tetapi Isma tak terlihat batang hidungnya, apakah mereka kencan dulu yah?  Beberapa pertanyaan muncul di tambah dengan HP nya Isma sulit untuk di hubungi.
Waktu tinggal menyisakan bebeapa menit lagi, tetapi kami belum masuk ke dalam peron, lalu dari kejauhan barulah muncul dua sosok cantik membawa payung, “lalu Isma mana kalau keduanya cantik?” Isma juga kan cantik nanti kita buktikan foto-fotonya.
Akhirnya Isma harus berpisah dengan pacarnya dengan wajah bersedih dan Galauuuuu abis keduanya seolah berat untuk berpisah di sisi lain bapak satpan sudah memanggil-manggil para penumpang kreta Progo yang siap mengantarkan sampai ke Jakarta, “ayo Is, dah mau berangkat kretanya” ajak Prast. Aku dan yang lain hanya terdiam melihat adegan yang sangat sedih ini, perpisahan yang sangat emosional dan sangat mengharukan. Lalu mereka berpisah dan kami menuju ke kreta yang akan mengantarkan kami yaitu kreta Progo, kami ber lima sudah sangat bersemangat kecuali Isma yang tertunduk lesu karena berpisah dengan “memenya”.

No comments:

Post a Comment